Taekwondo merupakan seni bela diri yang cukup dikenal di Indonesia, bahkan di dunia. Seni bela diri ini bermula di Korea sejak ribuan tahun lalu. Taekwondo yang mengalami perkembangan seperti sekarang ini, punya masa lalu yang cukup panjang.
Untuk mengungkap sejarah taekwondo ini, para ahli sejarah membaginya menjadi 4 periode, yaitu masa kuno, masa pertengahan, masa modern, dan masa kini.
1) Masa Kuno
Pada hakikatnya, Tuhan menciptakan manusia dengan insting untuk melindungi dan mempertahankan dirinya dari segala ancaman. Namun, pada masa kuno ini, manusia melindungi dirinya hanya menggunakan tangan kosong. Maka secara alami, naluri ini membimbing mereka untuk menciptakan teknik bertarung dengan tangan kosong pula.
1) Masa Kuno
Pada hakikatnya, Tuhan menciptakan manusia dengan insting untuk melindungi dan mempertahankan dirinya dari segala ancaman. Namun, pada masa kuno ini, manusia melindungi dirinya hanya menggunakan tangan kosong. Maka secara alami, naluri ini membimbing mereka untuk menciptakan teknik bertarung dengan tangan kosong pula.
Kemudian, melalui pengalaman menghadapi musuh, mereka mulai dapat mengembangkan teknik-teknik tertentu dalam bertarung. Para ahli sejarah meyakini bahwa inilah yang menjadi dasar dari Taekwondo.
Pada zaman kuno ini, tepatnya 57 SM, berdiri 3 kerajaan di Korea yang mengenal seni bela diri Taekwondo. Dulu sebutannya bukan Taekwondo, melainkan Subak, Taekkyon, Takkyon, dan lain-lain. Ketiga kerajaan itu adalah Silla, Koguryo, dan Paekje.
Pada zaman kuno ini, tepatnya 57 SM, berdiri 3 kerajaan di Korea yang mengenal seni bela diri Taekwondo. Dulu sebutannya bukan Taekwondo, melainkan Subak, Taekkyon, Takkyon, dan lain-lain. Ketiga kerajaan itu adalah Silla, Koguryo, dan Paekje.
Kerajaan-kerajaan ini sering menggelar perlombaan seni bela diri dalam acara ritualnya. Masing-masing melatih para ksatria untuk dijadikan sebagai salah satu kekuatan kerajaan untuk bersaing dengan kerajaan lainnya. Di Kerajaan Koguryu, para ksatria ini tergabung dalam “Sonbae”. Sementara di Silla dikenal dengan sebutan “Hwarangdo”.
Dalam sebuah catatan kuno Silla, latihan seni bela diri ini menjadi sesuatu yang penting dan harus dipelajari di kerajaan ini. Catatan kuno ini juga menggambarkan kehidupan para “Hwarang”, sebutan untuk para ksatria yang mempelajari Hwarangdo. Mereka hidup dan berkumpul secara berkelompok berdasarkan teknik mereka pelajari, seperti Subak, pedang, berkuda, dan lain-lain.
Dalam sebuah catatan kuno Silla, latihan seni bela diri ini menjadi sesuatu yang penting dan harus dipelajari di kerajaan ini. Catatan kuno ini juga menggambarkan kehidupan para “Hwarang”, sebutan untuk para ksatria yang mempelajari Hwarangdo. Mereka hidup dan berkumpul secara berkelompok berdasarkan teknik mereka pelajari, seperti Subak, pedang, berkuda, dan lain-lain.
Sementara di Kerajaan Koguryu, Taekwondo dikenal dengan sebutan Taekkyon. Menurut catatan sejarah, para ksatria Sonbae dilatih untuk kompetisi Taekkyon pada saat perayaan nasional. Pada abad ke 4 masehi, seni bela diri ini mulai berkembang di masyarakat. Sekolah Beladiri pun mulai bermunculan.
2) Masa Pertengahan
Lanjut pada masa pertengahan, berdiri Dinasti Koryo (918-1392 SM) di Korea. Di wilayah Dinasti Koryo, bela diri Taekkyon mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kontes Taekkyon yang disebut dengan "Subakhui" sangat menarik minat para raja dari dinasti ini.
2) Masa Pertengahan
Lanjut pada masa pertengahan, berdiri Dinasti Koryo (918-1392 SM) di Korea. Di wilayah Dinasti Koryo, bela diri Taekkyon mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kontes Taekkyon yang disebut dengan "Subakhui" sangat menarik minat para raja dari dinasti ini.
Taekkyon bahkan dijadikan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan di Dinasti Koryo. Kemampuan akan beladiri ini dapat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Akan tetapi pada masa ini, teknik taekkyon juga tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh.
Namun, menjelang akhir pemerintahan Dinasti Koryo, peralatan senjata api mulai digunakan. Hal ini membuat ilmu bela diri mulai ditinggalkan.
3) Masa Modern
Menginjak masa modern, yakni sekitar 1392 sampai 1910, di Korea muncul Dinasti Yi. Pada masa ini, perkembangan Taekkyon mulai menyurut. Dinasti Yi didominasi oleh ajaran Konfusius yang lebih mengutamakan kebudayaan daripada seni beladiri.
3) Masa Modern
Menginjak masa modern, yakni sekitar 1392 sampai 1910, di Korea muncul Dinasti Yi. Pada masa ini, perkembangan Taekkyon mulai menyurut. Dinasti Yi didominasi oleh ajaran Konfusius yang lebih mengutamakan kebudayaan daripada seni beladiri.
Oleh sebab itu, taekkyon mengalami kemunduran. Selain itu, masa tersebut juga merupakan zaman penjajahan Jepang terhadap bangsa Korea.
4) Masa Kini
Pascakemerdekaan Korea dari jajahan Jepang, seni bela diri kembali bermunculan di negara tersebut. Pada saat itu, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mengalami perubahan. Banyak ahli seni bela diri yang mendirikan sekolah untuk bela diri.
Hal yang penting, berkat hubungan kerja sama yang baik di antara sekolah-sekolah bela diri tersebut, akhirnya menimbulkan penyatuan berbagai nama seni bela diri mereka dengan sebutan Tae Kwon Do. Hal ini berlangsung pada 1954.
Kemudian, tanggal 28 Mei 1973, organisasi dunia yang mewadahi beladiri taekwondo pun didirikan dan diberi nama World Taekwondo Federation (WTF).
Kini, ada 156 negara yang ikut bergabung dan menjadi anggotanya. Taekwondo mulai berkembang menjadi sebuah olahraga sejak diikutsertakan pertama kali dalam ajang Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan. Lebih dari 50 negara di dunia kini mempraktikan taekwondo, termasuk Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar